fedora-docs-l10n/fedora-system-administrat/f36/pages/monitoring-and-automation/Viewing_and_Managing_Log_Files

Zen

	English	Indonesian	Actions
	`delaycompress` — Postpones the compression of log files to the next rotation of log files.	`delaycompress` - Menunda kompresi berkas log ke rotasi berkas log berikutnya.
	`rotate _INTEGER_pass:attributes[{blank}]` — Specifies the number of rotations a log file undergoes before it is removed or mailed to a specific address. If the value 0 is specified, old log files are removed instead of rotated.	`rotate _INTEGER_pass:attributes[{blank}]` — Menentukan jumlah rotasi yang dialami berkas log sebelum dihapus atau dikirim ke alamat tertentu. Jika nilai 0 ditentukan, berkas log lama dihapus alih-alih diputar.
	`mail _ADDRESS_pass:attributes[{blank}]` — This option enables mailing of log files that have been rotated as many times as is defined by the `rotate` directive to the specified address. Similar directives include:	`mail _ADDRESS_pass:attributes[{blank}]` - Opsi ini memungkinkan pengiriman berkas log yang telah diputar sebanyak yang didefinisikan oleh direktif `rotate` ke alamat yang ditentukan. Direktif serupa meliputi:
	`nomail`	`nomail`
	`mailfirst` — Specifies that the just-rotated log files are to be mailed, instead of the about-to-expire log files.	`mailfirst` - Menentukan bahwa berkas log yang baru saja diputar harus dikirim, bukan berkas log yang akan kedaluwarsa.
	`maillast` — Specifies that the about-to-expire log files are to be mailed, instead of the just-rotated log files. This is the default option when `mail` is enabled.	`maillast` - Menentukan bahwa berkas log yang akan kedaluwarsa akan dikirim, bukan berkas log yang baru saja diputar. Ini adalah opsi baku saat `email` diaktifkan.
	For the full list of directives and various configuration options, see the `logrotate(8)` manual page.	Untuk daftar lengkap direktif dan berbagai opsi konfigurasi, lihat halaman manual `logrotate(8)`.
	Using the New Configuration Format	Menggunakan Format Konfigurasi Baru
	indexterm:[rsyslog,new configuration format] In [application]rsyslog version 6, a new configuration syntax was introduced. This new configuration format aims to be more powerful, more intuitive, and to prevent common mistakes by not permitting certain invalid constructs. The syntax enhancement is enabled by the new configuration processor that relies on RainerScript. The legacy format is still fully supported and it is used by default in the `/etc/rsyslog.conf` configuration file.	indexterm:[rsyslog,format konfigurasi baru] Dalam [application]rsyslog versi 6, sintaks konfigurasi baru diperkenalkan. Format konfigurasi baru ini bertujuan untuk menjadi lebih kuat, lebih intuitif, dan untuk mencegah kesalahan umum dengan tidak mengizinkan konstruksi tertentu yang tidak valid. Peningkatan sintaks diaktifkan oleh prosesor konfigurasi baru yang bergantung pada RainerScript. Format lama masih didukung sepenuhnya dan digunakan secara baku dalam berkas konfigurasi `/etc/rsyslog.conf`.
	RainerScript is a scripting language designed for processing network events and configuring event processors such as [application]rsyslog. RainerScript was first used to define expression-based filters, see xref:Viewing_and_Managing_Log_Files.adoc#ex-expression-based_filters[Expression-based Filters]. The version of RainerScript in rsyslog version 7 implemented the `input()` and `ruleset()` statements, which permit the `/etc/rsyslog.conf` configuration file to be written in the new syntax. The new syntax differs mainly in that it is much more structured; parameters are passed as arguments to statements, such as input, action, template, and module load. The scope of options is limited by blocks. This enhances readability and reduces the number of bugs caused by misconfiguration. There is also a significant performance gain. Some functionality is exposed in both syntaxes, some only in the new one.	RainerScript adalah bahasa scripting yang dirancang untuk memproses peristiwa jaringan dan mengkonfigurasi prosesor peristiwa seperti [application]rsyslog. RainerScript pertama kali digunakan untuk menentukan filter berbasis ekspresi, lihat xref:Viewing_and_Managing_Log_Files.adoc#ex-expression-based_filters[Expression-based Filters]. Versi RainerScript dalam rsyslog versi 7 menerapkan pernyataan `input()` dan `ruleset()`, yang memungkinkan berkas konfigurasi `/etc/rsyslog.conf` ditulis dalam sintaks baru. Sintaks baru berbeda terutama karena jauh lebih terstruktur; parameter diteruskan sebagai argumen ke pernyataan, seperti input, tindakan, template, dan beban modul. Ruang lingkup opsi dibatasi oleh blok. Ini meningkatkan keterbacaan dan mengurangi jumlah bug yang disebabkan oleh kesalahan konfigurasi. Ada juga peningkatan kinerja yang signifikan. Beberapa fungsi diekspos di kedua sintaks, beberapa hanya di yang baru.
	Compare the configuration written with legacy-style parameters:	Bandingkan konfigurasi yang ditulis dengan parameter gaya lama:
	$InputFileName /tmp/inputfile $InputFileTag tag1: $InputFileStateFile inputfile-state $InputRunFileMonitor	$InputFileName /tmp/inputfile $InputFileTag tag1: $InputFileStateFile inputfile-state $InputRunFileMonitor
	and the same configuration with the use of the new format statement:	dan konfigurasi yang sama dengan penggunaan pernyataan format baru:
	input(type="imfile" file="/tmp/inputfile" tag="tag1:" statefile="inputfile-state")	input(type="imfile" file="/tmp/inputfile" tag="tag1:" statefile="inputfile-state")
	This significantly reduces the number of parameters used in configuration, improves readability, and also provides higher execution speed. For more information on RainerScript statements and parameters see xref:Viewing_and_Managing_Log_Files.adoc#brid-Log_Files-Resources-Online[Online Documentation].	Ini secara signifikan mengurangi banyaknya parameter yang digunakan dalam konfigurasi, meningkatkan keterbacaan, dan juga memberikan kecepatan eksekusi yang lebih tinggi. Untuk informasi lebih lanjut tentang pernyataan dan parameter RainerScript, lihat xref:Viewing_and_Managing_Log_Files.adoc#brid-Log_Files-Resources-Online[Dokumentasi Daring].
	Rulesets	Rulesets
	indexterm:[rsyslog,rulesets] Leaving special directives aside, [application]rsyslog handles messages as defined by rules that consist of a filter condition and an action to be performed if the condition is true. With a traditionally written `/etc/rsyslog.conf` file, all rules are evaluated in order of appearance for every input message. This process starts with the first rule and continues until all rules have been processed or until the message is discarded by one of the rules.	indexterm:[rsyslog,rulesets] Mengesampingkan arahan khusus, [application]rsyslog menangani pesan sebagaimana didefinisikan oleh rules yang terdiri dari kondisi filter dan tindakan yang harus dilakukan jika kondisinya benar. Dengan berkas `/etc/rsyslog.conf` yang ditulis secara tradisional, semua aturan dievaluasi dalam urutan penampilan untuk setiap pesan input. Proses ini dimulai dengan aturan pertama dan berlanjut sampai semua aturan telah diproses atau sampai pesan dibuang oleh salah satu aturan.
	However, rules can be grouped into sequences called _rulesets_. With rulesets, you can limit the effect of certain rules only to selected inputs or enhance the performance of [application]rsyslog by defining a distinct set of actions bound to a specific input. In other words, filter conditions that will be inevitably evaluated as false for certain types of messages can be skipped. The legacy ruleset definition in `/etc/rsyslog.conf` can look as follows:	Namun, aturan dapat dikelompokkan ke dalam urutan yang disebut _rulesets_. Dengan rulesets, Anda dapat membatasi efek aturan tertentu hanya untuk input yang dipilih atau meningkatkan kinerja [application]rsyslog dengan mendefinisikan serangkaian tindakan berbeda yang terikat pada input tertentu. Dengan kata lain, kondisi filter yang pasti akan dievaluasi sebagai false untuk jenis pesan tertentu dapat dilewati. Definisi ruleset lama di `/etc/rsyslog.conf` dapat terlihat sebagai berikut:
	$RuleSet _rulesetname_ _rule_ _rule2_	$RuleSet _rulesetname_ _rule_ _rule2_
	The rule ends when another rule is defined, or the default ruleset is called as follows:	Aturan berakhir ketika aturan lain didefinisikan, atau ruleset default disebut sebagai berikut:
	$RuleSet RSYSLOG_DefaultRuleset	$RuleSet RSYSLOG_DefaultRuleset
	With the new configuration format in rsyslog 7, the `input()` and `ruleset()` statements are reserved for this operation. The new format ruleset definition in `/etc/rsyslog.conf` can look as follows:	Dengan format konfigurasi baru di rsyslog 7, pernyataan `input()` dan `ruleset()` disediakan untuk operasi ini. Definisi ruleset format baru di `/etc/rsyslog.conf` dapat terlihat sebagai berikut:
	ruleset(name="pass:attributes[{blank}]_rulesetname_pass:attributes[{blank}]") { _rule_ _rule2_ call _rulesetname2_ … }	ruleset(name="pass:attributes[{blank}]_rulesetname_pass:attributes[{blank}]") { _rule_ _rule2_ call _rulesetname2_ … }
	Replace _rulesetname_ with an identifier for your ruleset. The ruleset name cannot start with `RSYSLOG_` since this namespace is reserved for use by [application]rsyslog. `RSYSLOG_DefaultRuleset` then defines the default set of rules to be performed if the message has no other ruleset assigned. With _rule_ and _rule2_ you can define rules in filter-action format mentioned above. With the `call` parameter, you can nest rulesets by calling them from inside other ruleset blocks.	Ganti _rulesetname_ dengan pengenal untuk ruleset Anda. Nama ruleset tidak dapat dimulai dengan `RSYSLOG_` karena namespace ini dicadangkan untuk digunakan oleh [application]rsyslog. `RSYSLOG_DefaultRuleset` kemudian mendefinisikan seperangkat aturan default yang akan dilakukan jika pesan tidak memiliki ruleset lain yang ditetapkan. Dengan _rule_ dan _rule2_ Anda dapat menentukan aturan dalam format tindakan filter yang disebutkan di atas. Dengan parameter `panggilan`, Anda dapat menumpuk rulesets dengan memanggilnya dari dalam blok ruleset lainnya.
	After creating a ruleset, you need to specify what input it will apply to:	Setelah membuat ruleset, Anda perlu menentukan input apa yang akan diterapkan pada:
	input(type="pass:quotes[_input_type_]" port="pass:quotes[_port_num_]" ruleset="pass:quotes[_rulesetname_]");	input(type="pass:quotes[_input_type_]" port="pass:quotes[_port_num_]" ruleset="pass:quotes[_rulesetname_]");
	Here you can identify an input message by _input_type_, which is an input module that gathered the message, or by _port_num_ – the port number. Other parameters such as file or tag can be specified for `input()`. Replace _rulesetname_ with a name of the ruleset to be evaluated against the message. In case an input message is not explicitly bound to a ruleset, the default ruleset is triggered.	Di sini Anda dapat mengidentifikasi pesan input dengan _input_type_, yang merupakan modul input yang mengumpulkan pesan, atau dengan _port_num_ - nomor port. Parameter lain seperti file atau tag dapat ditentukan untuk `input()`. Ganti _rulesetname_ dengan nama ruleset yang akan dievaluasi terhadap pesan. Jika pesan input tidak terikat secara eksplisit ke ruleset, ruleset default dipicu.
	You can also use the legacy format to define rulesets, for more information see xref:Viewing_and_Managing_Log_Files.adoc#brid-Log_Files-Resources-Online[Online Documentation].	Anda juga dapat menggunakan format lama untuk menentukan rulesets, untuk informasi lebih lanjut lihat xref:Viewing_and_Managing_Log_Files.adoc#brid-Log_Files-Resources-Online[Dokumentasi Online].
	Using rulesets	Menggunakan rulesets
	The following rulesets ensure different handling of remote messages coming from different ports. Add the following into `/etc/rsyslog.conf`:	Rulesets berikut memastikan penanganan yang berbeda dari pesan jarak jauh yang berasal dari port yang berbeda. Tambahkan yang berikut ini ke `/etc/rsyslog.conf`:
	ruleset(name="remote-10514") { action(type="omfile" file="/var/log/remote-10514") }	ruleset(name="remote-10514") { action(type="omfile" file="/var/log/remote-10514") }